Senin, 19 Desember 2011

Qur'an Database


Sebagai seorang khatib sudah sepantasnya memiliki referensi-referensi software Islami untuk mendukung teksnya. Sekarang ada lagi software Al-Qur'an dalam dimensi yang berbeda. Namanya Qur'an Database 5.0.
Pada versi ini :
- Jenis font untuk teks Qur’an sudah menggunakan openquran, dan tidak lagi menggunakan jenis font Traditional Arabic. Baik dari segi rendering maupun dari tanda bacanya, sudah lebih baik tampilannya daripada versi sebelumnya. Adapun perbedaan penulisan teks Qur'an pada versi sebelumnya dengan versi terbaru ini sekali-kali bukan karena adanya perbedaan penulisan Qur'an dalam kenyataannya, namun karena teknologi font yang belum sempurna saat itu, dan belum sepenuhnya memenuhi seluruh karakter dan tanda baca lainnya yang terdapat didalam Al-Qur'an. Teks Qur’an berbeda dengan image (gambar), teks Qur’an sangat bergantung dengan font yang digunakan.
- Sudah ditambahkan QURAN WEB, yakni fasilitas melihat bacaan Quran melalui web browser, lengkap dengan MP3 Player nya sehingga memudahkan Anda dalam belajar Al-Qur’an. Selain itu, gambar ayat sudah menggunakan gambar resolusi tinggi, sehingga ayat Qur’an tampilannya lebih besar dan lebih mudah untuk dibaca. Tampilan ayat yang muncul di Quran Web dapat diset kriterianya di form, misal Anda bisa melihat surat Al-Baqarah khusus dari ayat 5 s.d 7 saja, sehingga Anda bisa lebih fokus dalam belajar Al-Qur’an.
- Dapat meng-copy seluruh ayat yang terdapat pada form.
- Pencarian ayat dapat dilakukan untuk semua bahasa serta terdapatnya fasilitas Advance Find, yakni fasilitas pencarian ayat/terjemahan Al-Qur’an dengan kriteria yang tidak terbatas (multiple criteria).
- Selain itu, dalam versi terbaru ini ada penambahan feature menjalankan file MP3 untuk seluruh daftar Qori yang ada, dan daftar Qori ini bisa kita tambahkan secara tidak terbatas. Semoga bermanfaat dan silahkan download disini:
QUR'AN DATABASE 5.0

Selanjutnya....

Selasa, 29 November 2011

MP3 KHUTBAH JUM'AT


Alhamdulillah, saya dapat koleksi lagi khutbah jum'at ketika menyambut bulan suci Ramadhan dan yang lain bertema tentang hakikat sihir dan karomah. Tapi kali ini dalam format MP3, jadi sobat-sobat bisa save di HP lalu didengerin sambil santai deh.....
Monggo diunduh :
1. Khutbah Jum'at : menyambut bulan suci Ramadhan
2. Khutbah Jum'at : hakikat sihir dan karomah

Selanjutnya....

Senin, 28 November 2011

KAMUS ARAB-INDONESIA AL-MUNAWIR DIGITAL


Buat kaum muslimin yang membutuhkan kamus untuk menterjemahkan teks-teks khutbah dari bahasa Indonesia ke Arab atau ke Inggris kami sediakan kamus Al-Munawir yang sudah sangat familiar dikalangan masyarakat Indonesia. Dalam file Kamus Al-Munawir ini dilengkapi juga video tutorial cara menginstallnya sehingga Antum dapat mengikutinya step by step. Dan software ini tidak memerlukan software khusus lagi untuk mengoperasikannya. Nah...makin penasaran kan....? :-D
Silahkan klik link berikut ini:
KAMUS AL-MUNAWIR
Jika bahasa Indonesianya tidak muncul Antum bisa mensetting lagi dengan cara:
1. Membuka software yang telah tersinstall tadi.
2. Dipojok kanan atas klik "Buka Menu" > Pengaturan > Data Kamus
3. Lalu klik kotak yang ada diatas tulisan "Muat ulang" yang bertujuan untuk menentukan alamat file yang akan diambil datanya.
4. Jika terbuka jendela baru cari tempat penyimpanan file master "Kamus Al-Munawir" lalu klik > Folder autoplay > Folder Docs > Database Munawir > Open
5. Klik Muat Ulang > OK

Semoga bermanfaat.

Selanjutnya....

Jumat, 11 November 2011

VIDEO KHUTBAH IDUL FITRI


Silahkan download disini:
Video Khutbah Idul Fitri

Selanjutnya....

Minggu, 06 Juni 2010

Larangan Menggunakan Hadits Lemah dan Palsu Dalam Khutbah (1)

Saat ini begitu maraknya para da'i yang berkhutbahdiatas mimbar dengan membawa hadits-hadits yang tanpa diketahui dahulu derajatnya. Apakah hadits yang diucapkannya shahih, hasan atau lemah apalagi palsu (wal 'iyaazu billaah...).
Maka pada postingan kali ini penulis ingin memamaparkan sedikit mengenai larangan penggunaan hadits Dha'if (Lemah)dan Maudhu'(Palsu) agar kita terhindar dari dosa yang harus kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhaana Wa Ta'ala nanti di hari kiamat.


Hadits secara istilah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan, perangai maupun sifat jasad beliau shalallahu 'alaihi wa sallam (Taisir Musthalah Hadits oleh Syaikh Mahmud Thahan hlm.14)

Adapun Lemah, dalam bahasa arabnya "Dhaif". Hadits lemah adalah hadits yang tidak memiliki kriteria hadits shahih dan hasan atau dengan kata lain bahwa hadits lemah adalah hadits yang tidak memiliki kriteria untuk bisa diterima.

Syarat dan kriteria agar sebuah hadits bisa diterima adalah:

1. Sanadnya bersambung
2. Perowinya Dhabit (hafalannya Kuat)
3. Perowinya Adil (Terpercaya)
4. Selamat dari Syuzuz (Kenyelenehan)
5. Selamat dari 'illat (cacat)

Pendapat Ulama Mengenai Pengamalan Hadits Dha'if (Lemah)

Pendapat pertama:
Hadits Dha'if tidak boleh diamalkan secara mutlak. Baik dalam masalah aqidah, hukum syar'i, targhib wat Tarhiib (Pemberian kabar gembira dan ancaman), fadhoilul amal (keutamaan amal) ataupun hanya sekedar untuk kehati-hatian. Ini adalah pendapat Imam Yahya bin Ma'in, Bukhori, Muslim, Ibnu Hajar dsb. Adapun ulama pada zaman kita seperti Syaikh Ahmad syakir dan Syaikh Albani.

Alasannya:
1. Bahwa masalahfadhilah amal itu sama dengan hukum halal dan haram, karena semua itu bagian dari syari'at Islam.
2. Hadits Shahih dan Hasan telah cukup untuk beramal dalam Islam, oleh karena itu tidak membutuhkan lagi hadits lemah.
3. Hadits lemah itu hanya memberi faedah sebuah dzon marjuh (sebuah persangkaan yang lemah) padahal tidak boleh berhujjah dengan persangkaan belaka. Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, Rasulullah bersabda' "Jauhilah berprasangka, karena berprasangka adalah ucapan yang paling dusta." (HR. Bukhori no.6064 dan Muslim no.2563)

Pendapat Kedua:
Hadits dha'if bisa diamalkan secara mutlak, baik dalam menetapkan masalah halal,haram,wajib,sunnah dsb akan tetapi harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Tidak ada hadits lain serta tidak ada fatwa sahabat dalam masalah ini.
2. Hadits itu tidak sangat lemah.
3. Tidak ada hdits lain yang bertentangan dengannya.

Pendapat Ketiga:
Hadits lemahdapat diamalkan dalam fadhoilul amal (keutamaan amal), nasehat, kisah, targhib wat tarhiib dan semisalnya. Adapun kalau dalam masalah aqidah, hukum halal-haram dan yang semisalnya maka tidak boleh.
Namun para ulama yang membolehkan memberikan syarat-syarat yang sangat berat, yaitu:
1. Hadits itu lemahnya ringan, bukan berat.
2. Hadits itu harus selaras dengan keumuman hadits lain.
3. Hadits tersebut tidak boleh disebarkan agar tidak dianggap hadits shahih oleh orang-orang awam.
4. Saat mengamalkan hadits itu harus diyakini bahwa hadits itu lemah dan tidak shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Pendapat yang Rojih (kuat):
Pendapat yang rojih dan kuat adalah madzhab pertama yang menatakan bahwa hadits lemah tidak dibolehkan secara mutlak. Adapun mengenai syarat-syarat dari pendapat ketiga sanat berat dan sulit untuk dipenuhi kecuali oleh orang-orang yang benar-benar piawai dalam ilmu hadits. Padahal kenyataannya orang yang suka mengamalkan hadits dha'if (lemah)adalah orang-orang yang tidak banyak mengetahui ilmu hadits dengan baik.

Maka sikap yang lebih berhati-hati itu lebih baik daripada berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda, " Barangsiapa yang mengkabarkan dariku sebuah hadits yang dia sangka bahwa itu dusta, maka ia termasuk salahsatu diantara dua orang pendusta" (HR. Muslim)

Dan dikhawatirkan ia terjerumus pada hadits berikut:
"Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempatnya dineraka. (Muttafaqun 'Alaih). BERSAMBUNG...




disarikan dari buku "Hadits Lemah dan Palsu yang pupuler di Indonesia oleh Ahmad Sabiq bin ABdul Lathif Abu Yusuf, Pustaka Al-Furqon)

Selanjutnya....

Selasa, 18 Mei 2010

Qur'an Digital

Ada qur'an in word, tapi ada juga qur'an digital.
Kalau qur'an in word kamu gunakan untuk mendukung pembuatan teks yang dapat disisipkan oleh ayat-ayat Al - Qur'an disertai terjemahnya. Tapi terkadang kita ingin mencari suatu ayat al-qur'an atau terjemahnya tapi lupa ada disurat mana ? ayat berapa?
Nah, untuk problem seperti ini kita bisa gunakan qu'an digital. Aplikasi ini dapat melakukan pencarian ayat (arab atau Indonesia) dengan memasukkan kata kuncinya saja. Lalu akan ditampilkan ayat-ayat yang mencakup kata kunci tersebut. Tapi kelemahannya tidak bisa dicopy. Jadi untuk menyalinnya kedalam teks, kamu harus memasukkan ayat dan suratnya dari aplikasi qur'an in word. Disamping itu, qur'an digital disertai ilmu tajwid bagi yang ingin belajar makhroj huruf dan hukum bacaannya.
Thoyyib...bagi ikhwan dan akhwat yang mau download silahkan klik disini.
Cara install-nya mudah kok tinggal next...next...next...next...
gampangkan.... :-)
Selamat mencoba.
Semoga bermanfaat...



Selanjutnya....

Jumat, 07 Mei 2010

Sejarah Si Penyingkat Lafazh “SAW” ( صلعم )

Saudara – saudaraku se-Islam…pernahkah Anda menulis dalam teks khutbah Anda atau yang lainnya tentang Shalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan disingkat SAW atau menulis kata Allah Subhaana wa ta’ala dengan SWT ? Adakah aturan tentang penulisan shalawat atau lafazh Allah ini dalam syariat Islam ?

Untuk itu pada postingan kali ini kita akan membahas mengenai penulisan lafazh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang disingkat menjadi SAW atau صلعم (dalam tulisan arab) begitu juga dengan singkatan Subhaana wa ta’ala atau SWT.


Allah Subhaana wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 56:

يأ يّها آلذ ين آمنوا صَلّوا عليه وسلمُوا تسلِيْمًا

“Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Berkenaan dengan ayat diatas maka Allah memberikan banyak keutamaan kepada orang yang bershalawat atas nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Salahsatunya adalah Allah Azza Wa Jalla akan bershalawat kepada orang itu sepuluh kali. Berdasarkan dalil :

مَن صَلى عَليَّ وَاحِدَةً صلّى الله عَليهِ عَشرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluhkali (HR Muslim no.408).
Adapun orang – orang yang enggan bershalawat jika disebut nama Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam maka mereka termasuk orang yang bakhil alias kikir atau pelit alias medit. Hal ini berdasarkan dalil:

البَخِيلُ مَن ذُكِرثُ عِندَهُ فلم يُصَلِّ عَليَّ

” Orang yang kikir adalah orang yang ketika namaku disebut disisinya ia tidak bershalawat kepadaku”. (Hadits shahih dalam Shahih Al-Jami’ no.2878, Shahih At-Tirmidzi no. 3546).

Keterangan Syaikh Bakar Abu Zaid
Pada kitab Mu’ jam Al-Manaahii Al_lafzhiyyah, karya syaikh Bakar Abu Zaid Rahimahullah halaman 339 – 351 dikatakan “ (disebutkan) pada kitab At-Tadzkirah At-Timuuriyyah, tentang singkatan shad lam mim ( صلعم ) adalah tidak boleh. Bahkan yang wajib adalah bershalawat dan mengucapkan salam. (Dari kitab al- fataawaa al-haditisyyah, karya Ibnu Hajar Al-Haitami, jilid 1, hal.548 pada manuskrip. Dan hal. 168 pada cetakan).

“ini menunjukkan bahwa singkatan atau susunan kata yang dimurkai ini sudah ada sejak zaman Ibnu Hajar (Al-haitami). Sedangkan Ibnu Hajar wafat pada tahun 974 hijriyah. Dan sebelumnya, Al-Fairuz Abadi telah mengisyaratkan tentang hal ini dalam kitabnya Ash-Shilaat Wa Al-Busyr, ia berkata “ Tidak boleh lafazh shalawat (kepada Nabi) disingkat seperti yang dilakukan oleh sebagian orang malas, bodoh dan penuntut ilmu yang masih awam. Mereka menulis shad lam mim ( صلعم ) sebagai ganti dari shallallahu ‘alaihi wasallam”.

Pada kitab yang sama halaman 188-189 disebutkan, “ nampaknya singkatan ini sudah ada sekitar tahun 900 Hijriyah. Telah diterangkan pada kitab syarh Alfiyyah Al-Iraqi Fi Musthalah Al-Hadits, yaitu pada ucapan An-Nazhim:

وَاجتـَنِبِ الرَمزَ لها وَالحَذ َ فا

“Dan jauhilah kode (singkatan) untuk (shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu ‘aklaihi wasallam) atau menghapusnya”.

Maksudnya, jauhilah singkatan shalawat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau menghapus salahsatu hurufnya. Akan tetapi tunaikanlah (shalawat) dengan ucapan dan tulisan. Kemudian pensyarah kitab tersebut, Syaikh Zakariya Al-Anshari menyebutkan, bahwasanya syaikh An-Nawawi telah menukil ijma’ dari para ulama akan sunnahnya bershalawat kepada nabi baik secara lisan maupun tulisan. Jadi bukan termasuk sunnah menyingkat lafazh shalawat dengan beberapa huruf tertentu”.

Syaikh Bakar melanjutkan, “ Kemudian syaikh Al-Anshari menyebutkan, bahwa orang yang pertamakali menyingkat shalawat dengan huruf shad lam mim ( صلعم ) dipotong tangannya, Wal ‘iyaazu billaah. Sementara itu syaikh Al-Anshari wafat pada abad ke-10 hijriyah (yakni tahun 926 Hijriyah).

Maka itu, jalan keselamatan dan kecintaan yang berpahala dalam menghormati dan memuliakan Nbai umat ini adalah dengan bershalawat dan mengucapkan salam ketika nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam disebut, sebagai bentuk pelaksanaan terhadap perintah Allah Subhaana Wa Ta’ala dan petunjuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itu, seluruh bentuk lafazh dank ode untuk menyingkat shalawat dan salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah terlarang.

Maka kesimpulannya , hendaklah kita menjauhkan dari penulisan singkatan-singkatan untuk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam apalagi untuk lafazh-lafazh yang dikhususkan untuk Allah Azza Wa Jalla. Karena menulis dan melafazhkan itu lebih baik bagi kita dan lebih utama. Dan janganlah kita bermalas-malasan untuk bershalawat dalam bentuk tulisan dan lisan agar tidak termasuk orang yang bakhil lagi kikir. Termasuk juga bermalas-malasan dalam menulis lafazh “assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” seperti yang sering kita lakukan selama ini. Karena penyingkatan lafazh salam menjadi “ass” artinya adalah pantat dalam bahasa inggris. Ini adalah sebuah penghinaan bagi kaum muslimin yang menerima singkatan ini.
Wallaahu a’lam…


(disarikan dari artikel “Menyingkat lafazh Shalawat” oleh Abu Musa Al-Atsari dalam Majalah Adz-Dzakhiirah no.6 edisi 48-1430 H)



Selanjutnya....

Template by:
Free Blog Templates